Jum’at sore kemarin,
tepatnya pada tanggal 19 April 2013, kepengurusan KP3 Herpetofauna periode
2013-2014 mengadakan pembekalan (materi ) perdana kepada para anggota KP3 H
2011 dan 2012. Pertemuan perdana ini membahas mengenai Metode Penelitian
.Alasan dari metode penelitian ini diperkenalkan di pertemuan perdana, karena
dalam pengamatan di lapangan sangat diperlukan pengetahuan bagi si pengamat
sebelum terjun langsung dilapangan, karena jika tidak mempunyai bekal yang
cukup, ditakutkan nanti saat dilapangannya akan terjadi kebingungan. Kebingunan
yang dimaksud disini adalah mereka tidak atau kurang paham apa saja yang akan
dilakukan saat pengamatan, kemudian ketika bertemu dengan obyek yang dicari
(amphibi atau reptil) takutnya bingung bagaimana memperlakukan obyek tersebut.
Dengan pembekalan mengenai metode penelitian ini, diharapkan nantinya
dilapangan mereka sudah paham, mengerti dan mempunyai gambaran yang jelas
tentang apa saja yang harus dilakukan dan metode apa yang cocok untuk digunakan
saat pengamatan dilapangan.
Materi metode penelitian ini disampaikan oleh mbak Dayu (KSDH 2009). Dihadiri oleh 17
orang, yakni dari angkatan 2011 sebanyak 6 orang, 2012 sebanyak 10 orang dan angkatan 2010 sebanyak 1
orang (mbak Pipin). Di pertemuan ini, mbak dayu menjelaskan secara detail mengenai teknis dilapangan saat melakukan pengamatan, mulai dari alat, kapan waktu yang tepat, buku yang dipakai, cara mengidentifikasi, sampai dengan teknik
sampling yang digunakan saat pengamatan dilapangan.
Di materi metode penelitian ini mbak Dayu menekankan, bahwa salah satu yang harus diperhatikan saat pengamatan dilapangan adalah mengenai teknik sampling yang digunakan. Teknik
sampling disini maksudnya adalah suatu cara yang digunakan saat pengamatan
dengan tujuan untuk mendapat data herpetofauna yang ada. Teknik Sampling ada
dua macam, yaitu Sampling secara langsung dan tidak langsung.
v Teknik
sampling langsung
Teknik
sampling langsung ini, seperti namanya yaitu ”langsung”, jadi teknik ini digunakan saat kita melakukan pengamatan dilapangan bertemu dengan spesiesnya secara langsung. Teknik sampling langsung ini
ada empat cara yaitu Road cruising, VES, Quadrat sampling dan transek garis.
Ø Road
cruising (mengeksplore jalan)
Biasanya yang tidak mau capek karena harus berjalan kaki,
jadi melakukan pengamatannya bisa dilakukan sambil berkendara entah itu naik sepeda, motor, ataupun
mobil. Teknik ini memiliki keuntungan yaitu mudah, cepat dan tidak capek, namun
kelemahannya yaitu terbatas tempatnya. Masudnya adalah pengamatannya terbatas
hanya di jalanan tertentu saja yang bisa dilewati oleh kendaraan yang kita gunakan.
Ø VES
(visual encounter survey)
VES ini adalah teknik yang cukup mudah, yaitu pengamatan yang mengunakan waktu sebagai acuan.
Teknis dilapangannya yaitu pengamatan dilapangan namun dibatasi oleh waktu. contoh
ilustrasi : dilapangan kita diberi waktu 20 menit untuk mencari spesies
herpetofauna dilapangan, jadi kalau waktu 20 menit tersebut sudah habis maka kita pengamatan yang kita lakukan harus dihentikan, jikalau masih ingin melanjutkan lagi, baru nantinya diteruskan, namun dibatasi dengan waktu yang sama seperti diawal pengamatan tadi yaitu 20 menit. Kami (KP3
Herpetofauna) sering menggunakan teknik ini saat pengamatan dilapangan.
Ø Quadrat
sampling
Seperti namanya “kuadrat” jadi
pengamatannya dilapangan dengan
cara membuat plot kuadrat di beberapa tempat dan kemudian melakukan pencarian
intensif di dalam plot-plot
tersebut.
Ukuran plotnya mulai dari 2m x 2m sampai yang paling besar yaitu 10m x 10m.
Ø Transek
garis
Metode ini digunakan untuk menjangkau areal yang luas dengan waktu
yang relatif singkat. Jika kita terbatas dengan masalah dana,
waktu dan personil (pengamat), teknik ini merupakan salah satu metode terbaik untuk digunakan.
v Teknik
sampling tidak langsung
Taknik
sampling tidak langsung yang biasa dipakai adalah drift-fenced pitfall trap atau
nama kerennya adalah jebakan. Jadi untuk mendapatkan data saat pengamatan, terlebih dahulu kita membuat jebakan ditempat-tempat
tertentu yang biasa dilalui dari satwa herpetofauna. Jebakan tersebut kita buat saat malam hari, dan baru kita periksa saat keesokan harinya. Teknik
ini memiliki beberapa kelemahan yaitu butuh waktu yang lama untuk mendapatkan data dan biaya yang
cukup mahal untuk mempersiapkan jebakannya .
Di akhir pertemuan, mbak Dayu juga memberi semacam
kepelatihan kepada anggota KP3 H angkatan 2012 untuk mengidentifikasi
gambar katak (*yang setelah diidentifikasi ternyata spesies Rana chalconota). Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk melatih skill dalam identifikasi
menggunakan buku identifikasi agar nantinya memudahkan menggunakan buku
tersebut dilapangan. (Ikhwan_KP3H)